Sinar Kebangkitan Ummat ke-Dua

masa itu kian hampir,kebangkitan kini mula menjenguk tabir TAKDIR YANG TELAH DITETAPKAN

MASA UNTUK MEMPERBAHARUI /TAJDID AGAMA ITU AKAN BERJALAN

SALAH........................

BUKAN AGAMA YANG PERLU TETAPI

MANUSIALAH YANG PERLU DIPERBAHARUI


REVOLUSI SPIRITUAL AKAN TERCETUS
SATU FENOMENA BARU AKAN MUNCUL
TIBAKANLAH SAAT ITU YANG KIAN HAMPIR

DENGAN LAFAZ BISMILAHIRRAHMINIRRAHIM...KAMI INGIN LAUNGKAN

SELAMAT DATANG KE

" ERA REVOLUSI SPIRITUAL MANUSIA "

Selasa, 23 Julai 2013

TO KNOW WHAT ISLAM ?



UNTUK PEMANTAPAN AKIDAH …KERAS DAN PEDAS NAMUN ADA BANYAK KEBENARANNYA….


Introduksi


Kita hanya memahami islam dalam sudut keilmuan dan pemikiran. Sukar untuk dalam kalangan KEBANYAKAN MUSLIM WARISAN memaknai apa erti sebenar saya menjadi seorang islam. 


Islam mudah diterjemahkan dalam bahasa namun dalam pengamalan sebenarnya ..teramat sukar menjadi seorang islam sejati. Menjadi orang islam dalam kad pengenalan sangat menyenangkan walhal hakikatnya islam hanya tertempel pada sehelai kad yang keras tanpa erti di sebalik perkataan I ..S…L..A..M..


ISLAM WARISAN DAN ISLAM HIDAYAH   MASIH LAGI DI DALAM DUA PARADIGMA YANG SALING BERTEMBUNG.
SEJUJURNYA..BAGI GOLONGAN INTELEKTUAL BERDAFTAR ATAU TIDAK BERDAFTAR MAKA SEBETULNYA DISARANKAN ANDA LEBIH BANYAK MENYELIDIK DAN MENDENGAR CERAMAH DARIPADA USTAZ –USTAZ MUALLAF AMERIKA DAN EROPAH DI YOUTUBE. MEREKA BENAR-BENAR MENDAPAT NILAI DAN ERTI ISLAM DALAM RUANG LINGKUP YANG SANGAT MENCABAR DAN PENUH TEKANAN. 

JIKA ANDA MASIH MENDENGAR  USTAZ-USTAZ DI MALAYSIA ,KAMI FIKIR IA KURANG SESUAI. KEBANYAKAN USTAZ MALAYSIA LEBIH SESUAI UNTUK MENYAMPAIKAN BAHAN BAGI GOLONGAN PENCEN DAN PESARA. BUKAN MERENDAHKAN NILAI NAMUN ITU TAHAP KEFAHAMAN YANG DIKIRA BERPADANAN DENGAN BAHAN YANG DISAMPAIKAN OLEH KEBANYAKAN PARA USTAZ.


DISEBABKAN KUALITI KEISLAMAN YANG DINIKMATI OLEH GOLONGAN USTAZ MUALLAF ITU MAKA DAN SEWAJARNYA ANDA LEBIH MENIKMATI DAN MEMAHAMI ATAU LEBIH MENJIWAI SEBENARNYA APA ITU..I…S…L..A..M…

TERLALU RAMAI DALAM KALANGAN KITA YANG TERKELIRU DAN TERSASUL APABILA MENYENTUH ISLAM DALAM KONTEKS KENEGARAAN. MASING-MASING DALAM DILEMA . MENGAPA UMMAT  ISLAM SERAMAI HAMPIR 2.0 BILLION INI  BERKECAMUK TIDAK TENTU HALA APABILA DINILAI DARI ‘SUDUT MATERIAL’ IAITU NEGARA, EKONOMI PENDIDIKAN DAN SEBARANG PEMILIKAN HARTA KEKAYAAN.


PERIHAL MATERIAL BUKAN SEMATA OBJEK NAMUN IA TURUT MERANGKUMI  SEBARANG ASPEK HIDUP YANG MEMISAH-MISAHKAN JIWA MANUSIA. MEMECAH BELAH FIKIRAN DAN HATI NURANI.
ISLAM WARISAN MUNGKIN KURANG MENGERTI SECARA TEPAT MENGENAI PERIHAL ISLAM SEJATI. ISLAM SEBENAR DAN KETULENAN ISLAM. DISEBABKAN HILANGNYA NILAI MENJIWAI ISLAM ITU MAKA SEBAB ITULAH ISLAM MEREKA TIDAK DAN SUKAR UNTUK DIHARGAI. MEREKA LEBIH RELA MEMBUANG SERTA MENGHILANGKAN  ISLAM DARIPADA HARTA DAN KESELESAAN HIDUP. PENTINGKAN DIRI ADALAH SATU AGENDAYANG SANGAT MULIA. HIPOKRIT SUDAH MENDARAH DAGING.
BERBEDA BAGI ISLAM HIDAYAH INI MEREKA MENJIWAI DAN MENDALAMINYA SESUNGGUH MUNGKIN. TIDAK ADA MASA MENCARI DAN MENGAIBKAN SESAMA MEREKA. MEREKA MEMILIKI KUALITI KOMUNITI YANG JAUH LEBIH TERKEHADAPAN MESKIPUN TANPA ISLAM YANG TERTERA DI  KAD PENGENALAN MEREKA. 


SEBETULNYA ADA SATU KEHEBATAN YANG SANGAT HEBAT BAHKAN TERLAMPAU HEBAT UNTUK DIBANDING ISLAM DENGAN AGAMA-AGAMA MONOTEISME ATAU AGAMA SAMAWI LAINNYA.
ISLAM INI MENAWARKAN UKHUWAH ISLAMIYYAH YANG SANGAT KUAT. SETIAP INICI DALAM KALANGAN UMMAT ITU AKAN SALING MENGUATKAN DAN SALING MEMARTABATKAN SESAMA MEREKA. AMPUH DAN TEGUHNYA UKHUWAH ITU SEHINGGAKAN MASING-MASINGKAN SANGGUP ITSAR ATAU MENGORBANKAN DIRI, RAKAN, KELUARGA UNTUK  KEMULIAAN ISLAM. UNTUK MEMULIAKAN AGAMA ILAHI. BUKAN FANATIK TETAPI KERANA BERNILAI DAN BERHARGANYA ISLAM YANG PATUT DAN MESTI DIPERTAHANKAN  KERANA SESUNGGUHNYA ISLAM ITU YANG MEMULIAKAN MANUSIA. DAN KEMULIAAN TANPA ISLAM ADALAH MUSTAHIL. 


MANUSIA TANPA ISLAM HANYA UMPAMA BINATANG YANG DIBERI PERHIASAN. 

BINATANG YANG HANYA PINTAR BERKATA-KATA..PANDAI MENYANYI DAN MENJERIT…

BINATANG YANG CANTIK DENGAN PERHIASAN DAN DEKORASI..
BINATANG YANG KELIHATAN BERGAYA DI DALAM SANGKARNYA YANG MEWAH.

BINATANG SENTIASA BERTARUNG UNTUK MENENTUKAN SIAPA YANG PALING KUAT.

BINATANG JUGA MENGAJAR KUASA ADA PADA MAJORITI..
BINATANG JUGA MENGAJAR TIDAK PERLU KEPADA NASAB DAN KETURUNAN. BOLEH BERTUKAR PASANGAN SESIAPA SAHAJA YANG DIINGINI..

BINATANG JUGA MENGAJAR LAKUKAN  APA SAHAJA ASALKAN DIRI MEREKA TERSELAMAT..

SELAGI MANUSIA TIDAK DIPERKENALKAN DENGAN ISLAM ..SELAGI ITULAH MEREKA TIDAK JAUH DENGAN PERIHAL KEBINATANGAN…
BUKAN MENGEJUTKAN APABILA CHARLES DARWIN MENGAJAR KETURUNAN MANUSIA BERASAL DARIPADA MONYET. 

SUPAYA MEMBENTUK PERSAMAAN PERWATAKAN DAN KAREKTER KEBINATANGAN DALAM DIRI MANUSIA. 


JADI SELANJUTKAN FAHAMI DAN DALAMI SEMULA ISLAM..
PERHATI DAN TELITI SEMULA SYAHADAH KITA SEMUA..SELANJUTNYA PERBAIKILAH AMAL –AMAL  MASING..

MOHON MENILAI DENGAN DADA YANG LAPANG BAGI ARTIKEL SAHABAT DI INDONESIA..

MINTA IJIN DARI SAHABAT INDONESIA..ARTIKEL ERAMUSLIM….

Ini Bukan Pertarungan Politik, Bukan juga Ekonomi…Tapi ini Pertarungan Aqidah


Puncak pertarungan antara orang-orang mukmin dengan orang-orang kafir adalahpertarungan aqidah,selain itu sama sekali tidak ada. Sedang musuh-musuh itu tidak akan mendendam kepada orang-orang mukmin, melainkan karena iman semata. Mereka pun tidak murka, melainkan karena masalah aqidah.

Ini bukan pertarungan politik, bukan pertarungan ekonomi, bukan pula pertarungan golongan. Jika itu yang menjadi pangkalnya, yang mudah sekali di selesaikan, mudah pula di carikan jalan keluarnya. Tetapi puncaknya ialah aqidah, imam kufur, imam iman, imam jahiliyah dan imam Islam.
Pembesar-pembesar musyrik dulu pernah menawarkan harta, pangkat dan kemewahan hidup kepada nabi Muhammad Saw. Dengan satu imbalan saja, yaitu: kiranya nabi Muhammad mau berhenti dari perjuangan aqidah dan supaya ia lunak dalam persoalan ini. Seandainya ketika itu nabi Muhammad saw. Mengiyakan apa yang mereka kehendaki itu, niscaya tidak akan ada lagi peperangan mereka dengan nabi Muhammad Saw.
Perjuangan tersebut adalah perjuangan aqidah dan persoalan aqidah dan masalah aqidah. Inilah yang harus diyakini benar oleh setiap orang mukmin ketika mereka menghadapi musuh mereka itu. Pihak musuh tidak akan memusuhi orang-orang mukmin melainkan karena persoalan aqidah ini: ”MELAINKAN KARENA ORANG-ORANG MUKMIN ITU BERIMAN KEPADA ALLAH DZAT YANG MAHA GAGAH, MAHA TERPUJI”, SERTA MENGIKHLASKAN KETAATAN DAN TUNDUKNYA ITU SEMATA-MATA KEPADA-NYA.

Sedang musuh-musuh kaum muslimin itu dalam perjuangannya adalah mengalihkan dan berusaha untuk menaikkan bendera selain bendera aqidah. Mereka akan menaikkan bendera ekonomi, bendera politik dan bendera golongan, untuk mengelabui orang mukmin akan hakekat perjuangannya, lalu aqidahnya yang bernyala-nyala itu akan dipadamkan.
Oleh karena itu salah satu kewajiban orang-orang mukmin ialah: hendaknya mereka tidak terpedaya, dan kiranya mereka juga mengetahui, bahwa ini adalah pengaburan untuk tujuan tertentu. Orang yang mengubah bendera perjuangan itu tidak lain, hanya karena hendak menipu kaum muslimin supaya MEREKA ITU TIDAK LAGI MENGGUNAKAN SENJATA KEMENANGAN YANG HAKIKI ITU, KEMENANGAN DALAM BENTUKNYA YANG PUNCAK, BAIK KEMENANGAN ITU DATANG DALAM BENTUK KEBEBASAN ROHANI SEPERTI YANG DI ALAMI ASH-HABUL UKHDUD, ATAU KEMENANGAN DALAM BENTUK PEMELIHARAAN YANG TIMBUL DARI KEBEBASAN ROHANI ITU – SEBAGAIMANA YANG DI ALAMI OLEH GENERASI PERTAMA DARI KALANGAN SAHABAT ISLAM.
Kami juga mencatat beberapa contoh dari pengaburan bendera itu dalam ulah Sabilisme Internasional pada hari ini, yang akan menipu kita dari hakekat perjuangan dan akan mengulangi sejarah. Lalu mereka menuduh kita, bahwa perang salib itu adalah berselubung penjajahan. Tidak….! sekali lagi tidak ! Penjajahan yang kemudian datang itulah sebenarnya yang berselubung Salibisme yang tidak bisa di tutup-tutupi sebagaimana yang telah terjadi pada abad pertengahan. Sedang golongan mereka yang pernah di patahkan di atas batu aqidah dengan pimpinan kaum muslimin yang terdiri dari berbagai unsur , MISALNYA: SHALAHUDIN AL AYOUBI AL KURDI, TURAN SYAH ALMAMLUKI, – UNSUR-UNSUR YANG MEREKA LUPA AKAN KEBANGSAANNYA, YANG DIINGAT HANYA AQIDAHNYA SAJA , MAKA MEREKA ITU AKHIRNYA MEMPEROLEH KEMENANGAN DI BAWAH BENDERA AQIDAH,
BENAR KATA ALLAH:
“MEREKA TIDAK MENDENDAM ORANG-ORANG MUKMIN, MELAINKAN KARENA ORANG-ORANG MUKMIN ITU BERIMAN KEPADA ALLAH DZAT YANG MAHA GAGAH, MAHA TERPUJI”.
Maha benarlah Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Besar, dan dusta musuh-musuh yang penuh dengan penipuan dan penyelewengan! – Sayyid Qutb -

Dimana Allah dan Bagaimana Memposisikan Allah?

 

 



alam Surat An Naas, terdapat ayat yang menyebutkan:
“Raja manusia.”(Q.S. An Nas:2)
Allah adalah raja. Raja Manusia. Penguasa bagi para manusia juga alam semesta. Lantas, bagaimana seorang raja itu? Bagaimana kedudukannya?
Maka akal dan pengetahuan yang kita miliki, kita bisa menyimpulkan bahwa raja adalah  yang memimpin dan menguasai suatu wilayah, memiliki bawahan yang mengikuti dan mentaatinya, memiliki hukum yang harus ditaati, dan memiliki kekayaan untuk diberikan pada bawahannya yang taat serta punya sangsi untuk bawahannya yang melawannya. Allah adalah raja manusia, Pengatur menusia dengan undang-undang-Nya (syari’at-Nya).
Di masa Rasulullah dan masa-masa kejayaan Islam, umat Islam dipimpin oleh seorang khalifah. Allah “tidaklah berkuasa secara langsung,” tetapi Allah memiliki wakil di bumi, yaitu sang khalifah. Kata khalifah sendiri secara bahasa adalah “pengganti atau wakil.”  Khalifah memimpin dan merajai manusia di dunia, tetapi ia tunduk pada Rajanya Raja, Sang Malikul Mulki. Khalifah adalah raja yang mengikarkan diri sebagai hamba Allah, bawahan Allah, dan taat pada hukum Allah. Ia adalah wakil Allah untuk melaksanakan hukum Allah di muka bumi, mengatur kehidupan umat manusia berdasarkan hukum dan perundang-undangan (syari’at) dari Allah.
Setelah kita tahu definisinya, marilah kita introspeksi tentang kedudukan Allah di masa sekarang ini, dan marilah kita introspeksi diri kita sendiri. Sudahkah kita memposisikan Allah sebagai raja?
Ternyata fakta bicara lain. Tenyata di masa sekarang ini, raja itu bukanlah Allah. Raja-raja itu bukanlah wakil Allah. Kondisi kita sekarang ini 100% berbalik dari yang semestinya. Sekarang ini tak ada wilayah yang menerapkan hukum Allah. Setiap jengkal tanah yang menyuarakan berdirinya hukum Allah, maka seluruh manusia entah itu yang katanya muslim atau bukan, akan berbondong-bondong untuk menghancurkan dan membumi hanguskannya. Setiap jiwa yang menyeru pada syari’at dan hukum Allah akan di cap sebagai teroris yang harus dikejar-kejar untuk ditangkap dan dipenjara bahkan harus dihukum mati.
Ketika kondisi sudah seperti ini, rasanya tak ada alasan lagi bagi Allah untuk menunda bencana atau bahkan kiamat datang. Kecuali karena masih adanya jiwa-jiwa yang mau menyeru dan kembali kepada hukum Allah. Itulah yang menahan murka Allah untuk tidak menimpakan bencana bagi manusia dan bumi ini secara keseluruhan.
Sedangkan kondisi kejiwaan kaum muslimin sendiri-ketika situasi sudah tidak mendukung tegaknya hukum Allah-adalah telah menjadi kaum yang lemah, yang malu mengangkat Allah menjadi rajanya, yang lebih takut pada raja-raja dan penguasa dunia yang menentang Allah (baca: Thaghut), dan lebih senang ikut dalam barisan mereka, demi mencari keuntungan dan kenikmatan dunia yang sementara dan sedikit. Kita takut menyuarakan hukum Allah pada tampuk-tampuk kepemimpinan yang sudah kita pegang, karena takut kita akan kehilangan kedudukan itu. Kita tidak bisa mendudukkan Allah sebagaimana yang seharusnya. Penerapan iman kita kepada Allah 100% kacau. Nastghfirullahal adhim…
Lalu apa yang harus kita perbuat……..
Solusi yang paling ampuh untuk mengembalikan kekuatan umat muslim di dunia ini adalah dengan mengembalikan mereka kepada al ilmu sebagaimana generasi-generasi pendahulu mereka, yaitu ilmu tentang dua warisan Nabi Muhammad yang beliau tinggalkan sebagai pegangan umatnya sepeninggalnya. Tidak lain dan tidak bukan ia adalah Al Qur’an dan Al Hadits. Dengan mempelajari dan mengilmui kedua sumber yang suci tesebut, maka kembalilah kita pada kekuatan iman, ketaqwaan dan kehormatan yang akan membawa kita kepada kejayaan.
Bersambung…

Nazla Al Qorie



Setelah kita yakin dengan seyakin-yakinnya akan keberadaan dan kedudukan Allah, tidak sulit bagi kita untuk meyakini dan mempercayai firman-Nya. Maka tidak ada keraguan sedikitpun bagi kita untuk mengakui bahwa Muhammad SAW adalah seorang hamba dan utusanNya yang terakhir yang diutus Allah untuk memberikan petunjukNya kepada umat manusia di seluruh dunia hingga hari kiamat sebagaimana yang disebutkan dalam Al Qur’an. Tetapi yang menjadi masalah besar adalah tidak adanya pengejawantahan dari keyakinan itu, praktek serta pelaksanaannya. Sudahkah kita memposisikan Rasulullah sebagaimana keyakinan kita itu? Jangan-jangan keyakinan itu hanya di hati dan di lisan saja, sedangkan praktek dan perwujudan dari keimanan itu  sama sekali tidak ada.



Bagaimana memposisikan Rasulullah?
Kita sudah meyakini dengan benar tentang kerasulan Muhammad tanpa keraguan sedikitpun. Bahwa Muhammad lah sang nabi terakhir, pembawa risalah, syari’at, tata cara ibadah, tata cara berhari raya, menyambut kelahiran, menyikapai kematian, tata cara memperlakukan orang yang sudah meninggal, sampai tata cara bersyukur semua sudah beliau sampaikan semua. Mulai dari tata cara masuk kamar mandi sampai tata cara memimpin sebuah negara, semua telah sempurna dan disempurnakan oleh Allah sebagaimana dalam Al Qur’an Surat Al Maidah Ayat 3:
“Pada hari ini Telah Kusempurnakan untukmu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.”(Q.S. Al Maidah:3)


Sejak hari turunnya ayat di atas, maka Allah menyatakan agama ini telah sempurna. Tata cara ibadah dalam agama ini telah sempurna. Tidak perlu ada penambahan dan pengurangan. Setiap penambahan dan pengurangan (baca: bid’ah, baik yang hasanah atau yang dhalalah) terhadap diin ini adalah sebuah tindakan yang merusak kesempurnaannya, sebuah pengingkaran terhadap firman Allah di atas, juga merupakan sebuah kedustaan atas kerasulan Muhammad, pembawa risalah yang suci. Merusak kemurnian dan kesucian ajarannya.


Kesimpulan diatas tidaklah sulit kita fahami. Yang sulit adalah membuat hati, akal dan pikiran kita terbuka. Mau menerima kebenaran.

Tetapi marilah kita melihat kondisi kita dan fakta umat Islam sekarang ini. Maka kita tidak bisa mengingkari, bahwa kebid’ahan telah merajalela menutupi sunnah nabi, sampai sunnah itu tidak telihat sama sekali saking semaraknya bid’ah dan penyelewengan dalam agama ini. Hal ini sangatlah wajar karena jauhnya jarak yang membentang antara masa ini dan masa Rasulullah, yaitu lebih dari 1400 tahun. Yang benar dikatakan bid’ah/sesat dan yang sesat dianggap benar. Telalu banyak amalan-amalan kita yang kita sendiri tidak tahu kesahihannya, yang tidak ada perintahnya dalam Al Qur’an dan Al Hadits. Lebih baik kita diam dari pada beribadah tapi salah (ingat QS. Al Isra’:36 diatas).

Kita membuat-buat variasi dalam semua tata cara ibadah kita, mulai wudlu, shalat, puasa dan haji, cara kita berhari raya, cara kita menyambut kelahiran, tata cara menyikapi orang yang sudah mati, serta mengadakan peringatan-peringatan tahunan. Semua sudah melenceng dari sunnah Nabi. Ajaran dan Sunnah Rasul tenggelam dalam gegap gempitanya acara-acara tersebut, semua serasa semarak dan akhirnya kita terbuai dengan hal itu dan kita sibuk untuk menghidup-hidupkan bid’ah sampai energi kita habis dan kita tidak sempat lagi menghidupkan sunnah Rasul.

Karena perbuatan kita itu, maka Allah memakaikan pakaian kehinaan dan kelemahan kepada umat ini, dan ini sudah menjadi hukum ketentuan Allah.
Nah, sekarang sudah kita ketahui bahwa faktanya iman kita kepada karasulan Muhammad SAW 100% masih kacau. Hal ini disebabkan jauhnya umat ini dari ilmu dan budaya mencari ilmu. Mereka lebih suka ikut-ikutan seperti sekawanan bebek. Orang ramai disana, semua ikut kesana. Lebih suka mencontoh dari pada belajar dan membaca sumber aslinya.

Taukah kita, bahwa tiap diri kita akan betanggung jawab terhadap amal-amal kita masing-masing. Kalau kita beramal karena mengikuti imam/ulama, bukan mengikuti petunjuk Allah SWT dan Rasul-Nya, maka imam/ulama yang kita ikuti itu tidaklah akan bertanggung jawab sedikitpun tehadap amal-amal kita. Mereka akan berlepas diri kalau perbuatan kita itu adalah sebuah kesalahan karena tidak mengikuti/ittiba’ pada tuntunan Rasul SAW, sebagaimana tertulis dalam ayat berikut:
“ (Yaitu) ketika orang-orang yang diikuti itu berlepas diri dari orang-orang yang mengikutinya, dan mereka melihat siksa; dan (ketika) segala hubungan antara mereka terputus sama sekali. Dan berkatalah orang-orang yang mengikuti: “Seandainya kami dapat kembali (ke dunia), pasti kami akan berlepas diri dari mereka, sebagaimana mereka berlepas diri dari kami.” Demikianlah Allah memperlihatkan kepada mereka amal perbuatannya menjadi sesalan bagi mereka; dan sekali-kali mereka tidak akan keluar dari api neraka.(Q.S Al Baqarah:166-167)

Dan juga dalam ayat:

“Sebahagian dan mereka menghadap kepada sebahagian yang lain berbantah-bantahan. Pengikut-pengikut mereka berkata (kepada pemimpin-pemimpin mereka): “Sesungguhnya kamulah yang datang kepada kami dan kanan)*.  Pemimpin-pemimpin mereka menjawab: kamulah yang tidak beriman. Dan sekali-kali kami tidak berkuasa terhadapmu, bahkan kamulah kaum yang melampaui batas. Maka Pastilah putusan (azab) Tuhan kita menimpa atas kita; Sesungguhnya kita akan merasakan (azab itu). Maka kami telah menyesatkan kamu, Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang sesat.Maka Sesungguhnya mereka pada hari itu bersama-sama dalam azab. (Q.S.Ash Shaffat:27-33)
[*]  Maksudnya: para pemimpin itu mendatangi pengikut-pengikutnya dengan membawa bujukan yang mengikat hati.


Manusia yang di jamin bersih dari kesalahan (maktsum) dan satu-satunya panutan yang wajib kita contoh dalam berislam hanyalah Rasulullah Muhammad SAW, selebihnya bisa saja salah dan menyelewengkankan kita dari tuntunan Allah dan Rasul-Nya
Jika kita berilmu, mempelajari Al Qur’an dan As Sunnah yang suci, maka Allah akan mengangkat derajat kita, diri kita jadi terhormat, bukan hanya karena pengakuan orang lain terhadap keilmuan kita, tetapi karena sikap kita yang hati-hati, yang penuh pertimbangan sesuai hukum-hukum agung dari petunjuk ilahi sehingga kita menjadi orang yang bijak dan berwibawa. Jika hal ini dimiliki oleh sebuah kaum maka kaum itu akan berjaya, dan dilimpahi oleh rahmat Allah Yang Maha Kuasa.


Di masa modern ini, kita sudah tidak pantas lagi berdebat tentang madzhab dan aliran. Karena sekarang ini semua sumber ilmu (Alquran dan Al Hadits) telah terkumpulkan dan terkodifikasi dengan baik, dapat dengan mudah kita akses dan kita peroleh tanpa harus pergi dari satu perpustakaan ke perpustakaann lain. Semua ilmu itu cukup muat dalam sebuah perangkat elektronik yang bernama komputer. Beda dengan zaman dulu di mana orang yang mau mencari ilmu terutama ilmu hadits, harus dengan jalan kaki, merantau dari suatu tempat ahli hadist dan ahli ilmu ketempat lain seperti yang dilakukan para imam madzhab dulu. Maka ilmu dan pengalamam tiap-tiap Imam tidaklah sama. Oleh sebab itu terkadang pemahaman Imam Madzhab satu agak berbeda dengan Imam Madzhab lain. Tetapi sekarang,… semua ilmu itu (Tafsir-tafsir Alqur’an dan Kitab-kitab Al Hadits) sudah bisa dikumpulkan, disarikan, disimpulkan  dan ditemukan semua petunjuk suci itu apa adanya sebagai mana awal mulanya. Walaupun ada perbedaan, tetapi itu sangatlah kecil dan tidak patut dipemasalahkan. Dan kalau hati kita bersih dan ikhlas mencari kebenaran, pasti Allah akan memberi petunjuk-Nya dan  umat islam bisa bejaya kembali. Karena panutan kita adalah bersumber dari jiwa yang satu, jiwa Rasulullah Muhammad SAW.


Tetapi kondisi pemikiran kita masih jumud dan kaku. Pemikiran kita belum terbuka. Belum berbudaya Ilmiah. Dan masih suka mencontoh/ mengikuti figur tertentu.Walaupun di lembaga-lembaga pendidikan dan pondok-pondok pesantren kita mempelajari dan membaca Al Qur’an dan Al Hadits, tapi kedua sumber itu hanya sekedar dibaca dan diartikan. Sedangkan praktiknya tidak ada, kita masih suka membebek, mengikuti tokoh, kiai, guru,  dan da’i yang menyuarakan dan megajarkannya. Bukan mengikuti hadits dan ayat yang kita baca itu. Bukan mengikuti Allah dan rasulNya. Kita lebih suka mengikuti dari pada mencari ilmu itu sendiri. Padahal belum tentu yang kita ikuti itu benar dihadapan Allah SWT.


Nah, sekarang apa yang harus kita lakukan? Kita mau berjaya atau kita masih suka Islam dan kaum muslim dihina-hina?


Ah, kita tak kan peduli lagi Islam dihina atau umat muslim dianiaya, yang penting kita hidup aman dan berkecukupan. Kita tak peduli lagi dengan agama Allah. Kita tak butuh lagi  meninggikan kalimat Allah. Kita sudah cukup sibuk dengan aktifitas-aktifitas dunia kita.  Toh kita sudah hidup enak, berkecukupan kehidupan sehari-harinya, dan kita bisa hidup dengan aman dan nyaman dari hari ke hari.

Kalau kita tak peduli lagi dengan kesucian agama ini, dan tingginya kalimah Allah di muka bumi, berarti kita tidak sayang Allah. Tidak mencintai Allah. Tidak menghormati dan mencintai Allah dan Rasul-Nya sebagaimana mestinya. Kalau kita tidak sayang Allah, lantas apakah kita bisa masuk surga? Padahal kita masuk surga bukanlah karena amalan kita, karena amalan kita masih jauh dan jauh dari sempurna. Belum cukup untuk membeli surga. Kita masuk surga hanya karena sayangnya Allah pada kita, karena sebuah amalan yang menjadi sebab Allah sayang pada kita. Kalau kita tidak sayang Dia, bagaimana Dia bisa sayang pada kita


KITA SANTAI DAN TIDAK MARAH MELIHAT AGAMA ALLAH DIINJAK-INJAK, UMATNYA DIBANTAI, MUSLIMAHNYA DINODAI. KEJANTANAN KITA SUDAH TEKEBIRI, JIWA KEPAHLAWANAN KITA TELAH BERGANTI MENJADI JIWA YANG PENGECUT, PECUNDANG DAN PENAKUT.
LALU TAK ADAKAH JIWA-JIWA MUSLIM YANG MASIH MEMILIKI HARGA DIRI/IZZAH YANG MAU MENGANGKAT HARGA DIRI/IZZAH UMAT MUSLIMIN DARI KEHINAAN INI? YANG MAU BERUSAHA SEKUAT TENAGA, BERDA’WAH DAN MENGAJAK UMAT KEPADA KEBANGKITAN.
TIDAK LAIN DAN TIDAK BUKAN YAITU DENGAN CARA MENCERAHKAN UMAT, MENDIDIK UMAT DENGAN DUA ILMU  KUNCI WARISAN SANG RASUL, YAITU AL QUR’AN DAN AS SUNNAH.


Bukan memanfaatkan umat, memancing di air keruh, mengeruk kekayaan ummat untuk kemakmuran diri dan kelompoknya, hanya mengajak umat untuk mendukung ide dan partainya, tanpa mencerdaskan umat Islam. Tanpa mengentaskan umat dari keterbelakangan ilmu Al Qur’an dan As Sunnah. Tanpa berusaha dengan sungguh-sungguh untuk membawa mereka kepada ketercerahan dan kejayaan.


Ini adalah fakta yang banyak tejadi dalam tubuh umat muslim yang berkelompok-kelompok dan berpecah-pecah ini. Mereka saling memanfaatkan satu sama lain. Tak ada yang memikirkan nasib keilmuan umat. Tak ada yang mencerdaskan dan mencerahkan umat dengan ilmu Al Qur’an dan As Sunnah. Bukankah Rasul memulai dengan mencerdaskan dan mengajarkan umat dengan ilmu Diin Islam telebih dahulu sebelum membawa umat ini mencapai masa jayanya? Karena kejayaan takkan mungkin bisa diraih tanpa ketercerahan. Umat Islam dahulu telah membuktikan kejayaan paling gemilang dikalangan umat manusia dimuka bumi. Dan kondisi kita sekarang ini sangatlah mirip dengan kondisi umat yang jahiliah, dimana dari kita sangatlah sedikit yang memahami hukum-hukum Al Qur’an dan As Sunnah. Terlau banyak penyelewengan ajaran Islam dimana-mana. Terlalu banyak orang yang mengaku ahli agama, ustadz, kiai atau bahkan ulama, tetapi amalan mereka adalah amalan bid’ah yang tidak diperintahkan Allah dan Rasul-Nya, atau bahkan amalan syirik, berteman dengan jin. Mereka adalah para da’i yang megajak umat kepada pintu-pintu neraka jahannam, sebagai mana yang disebutkan Rasul melalui Sahabat Hudzaifah bin Yaman bahwa diakhir zaman nanti banyak da’i-da’i yang menyeru kepada pintu neraka jahannam. Na’udzubillah!
Semua kelompok-kelompok Islam itu hendaknya bersatu dalam sebuah visi dan misi yaitu membawa umat ini pada kejayaan dengan mendidik umat akan ilmu-ilmu islam yang suci, memahamkan mereka pada dua sumber petunjuk hidup, Al qur’an dan Al hadits. Warisan Raulullah Muhammad SAW. (Bersambung…)
Nazla El Qorie


BETULKAN SEMULA SYAHADAH KITA SEMUA…..

Debbi Rogers : Ketika Saya Bersyahadat, Serasa Lepas Beban Berat dari Pundak Saya
Perempuan berusia 34 tahun asal Inggris memilih menjadi mualaf dan berhasil mengislamkan keluarga dan 30 temannya. Aisyah Bhutta namanya yang dulu bernama Debbie Rogers.


Kini hidup tenteram dan bahagia setelah memeluk Islam. Di apartemennya yang terletak di Cowcaddens, Glasgow, ia melewati hari-hari dengan amalan Islam. Saat ini kesibukannya adalah menjadi ustadzah yang rajin menyiarkan agama Islam ke berbagai tempat.  Berkat dakwahnya, Bhutta dapat mengislamkan orangtua, kerabat dan 30 temannya.
Dahulu Bhutta adalah seorang gadis Kristen taat. Ia memutuskan masuk Islam lalu menikah dengan pria Muslim. Awal mula dia mengenal Islam adalah dari seorang pria keturunan Pakistan, Muhammad Bhutta namanya. Pria yang mengenalkan Islam padanya dan dikemudian hari menjadi suaminya. Tapi jangan dikira ia masuk Islam gara-gara jatuh cinta dengan Muhammad.
“Waktu itu saya masih kecil. Baru berumur 10 tahun. Kebetulan keluarga kami punya toko dan Muhammad adalah salah satu pelanggan tetapnya. Saya sering mengintip Muhammad kala shalat di belakang toko kami.”
“Dari wajahnya saya melihat pancaran kedamaian. Tampaknya dia sangat ikhlas dan menikmati shalatnya. Kala saya tanya, dia bilang dia orangIslam. Apa itu Islam?” tanya Aisyah kecil heran.
Berselang beberapa lama, dengan bantuan Muhammad, Aisyah cilik mulai mendalami Islam lebih jauh. Sekitar lima tahunan ia pelajari kitab suci tersebut dan menariknya dia telah mampu membaca seluruh isi Al-Quran dengan bahasa Arab.
”Semua saya baca. Sungguh sangat menarik sekali. Serasa menancap di hati,” kenangnya.
Alhasil, di usianya yang ke-16 Debbie Rogers pun mengucap dua kalimah syahadat.
”Ketika saya mengucapkan kalimah itu, serasa seperti baru melepaskan beban berat yang lepas dari pundak saya. Luar biasa. Saya merasa seperti seorang bayi yang baru dilahirkan,” ujarnya. Ia lantas mengganti namanya, Debbie Rogers menjadi Aisyah.
-DeckIslam-


TEMUI ISLAM KERANA UKHUWAH ISLAMIAH..PERSAUDARAAN SEJATI….

MUTIARA TERPENDAM YANG TELAH HILANG…

UKHUWAH ISLAMIAH…..


Pengubat ‘KESEPIAN’ dan ‘KESEORANGAN’ oleh banyak orang. Namun mereka tidak menyedarinya. Pengubat ‘KEKOSONGAN’ dalam jiwa.




Menemukan Islam ribuan kilometer jauhnya dari asal rumahnya, seorang Muslim Jepang akhirnya  mengabdikan hidupnya untuk menyebarkan ajaran Islam yang benar dan menyajikan citra Islam yang sebenarnya kepada sesama warga Jepang.
“Saya pikir Jepang mewarisi dan terpengaruh pandangan Eropa yang agak bias informasinya tentang Islam, dan opini tersebut telah memperburuk kecenderungan pemahaman Islam di sini,” kata Shimoyama Shigeru, seorang Muslim Jepang yang bekerja di  Masjid Jami dan Turkish Culture Center.
“Misalnya, banyak orang di Jepang menjadi akrab dengan ungkapan Islam itu adalah ” Qur’an atau pedang.”

“Terutama setelah 9/11, dampak liputan media sangat mempengaruhi persepsi Islam tampak sebagai agama yang mengintimidasi dan” menakutkan banyak orang.”
Shigeru pertama kali tahu tentang Islam pada saat perjalanannya ke sungai Nil di Sudan sebagai mahasiswa .

Di sana, ia bertemu dengan orang yang sangat berbeda,  yang memberikan keramahan meskipun mereka tidak mengerti  apa yang dia  katakan.
“Saya bertemu orang-orang Afrika yang Muslim, dan keramahan mereka membuat suatu kesan yang mendalam bagi saya,” katanya.

“Saya terkejut mengetahui kemudian ternyata kebaikan mereka itu berasal dari ajaran Islam yang mereka anut.”

Kembali ke Jepang, tidak berhenti begitu saja keingintahuan tentang Islam, Shigeru kemudian bertemu seorang mahasiswa asal Irak di Universitas Tokyo yang memberinya penjelasan dan motivasi yang ia butuhkan hingga ia meyakinkan dirinya untuk  beralih ke Islam.


“KEBAIKAN-NYA DAN UKHUWAH PERSAUDARAAN TERIKAT DENGAN IMANNYA SEBAGAI SEORANG MUSLIM,” KENANG SHIGERU.


“Pengalaman itu adalah titik awal perubahan diri hingga menjadi saya sekarang. Sejujurnya, saya tidak pernah punya kepercayaan adanya Tuhan sampai saya menjadi seorang Muslim, “katanya.
“Tapi setelah saya bergabung dengan komunitas Muslim dan mulai beribadah bersama umat Islam lainnya dari semua ras, berdampingan sebagai saudara seiman, saya menyadari betapa indahnya itu.”
Shigeru, yang juga berpartisipasi dalam pendirian Islamic Center of Japan, mengatakan bahwa Islam menempatkan khusus pada perilaku (akhlak) yang benar dan amal saleh.


“ALASAN KAMI BERIBADAH KARENA PENSIKAPAN YANG BENAR DALAM AGAMA INI, DAN  SEMUA ORANG BERIMAN ADALAH SAMA DI HADAPAN ALLAH,” KATANYA.


“ADA JUGA KEYAKINAN DALAM  KEADILAN, SEMANGAT DAN TUNTUTAN ISLAM MEMBUAT ANDA HARUS SELALU MEMIKIRKAN KEBUTUHAN ORANG LAIN TERLEBIH DAHULU.


“KEYAKINAN INI MEMBEBASKAN ANDA DARI CARA BERPIKIR EGOIS. IDE-IDE ISLAM TELAH MENJADI TERUKIR DALAM HATI SAYA. ”


Shigeru juga menerbitkan berbagai karya  yang menjelaskan Islam kepada warga  Jepang, Shigeru berharap ia dapat menyebarkan ajaran Islam yang benar, dan jauh dari media barat lainnya yang sangat bias informasikan tentang Islam.
“Saya ingin melakukan apapun untuk menjernihkan beberapa kesalahpahaman orang Jepang sekitar Islam dan menyampaikan pemahaman yang benar tentang agama Islam kepada masyarakat sebanyak mungkin.”

Islam mulai di Jepang pada tahun 1920 melalui imigrasi beberapa ratus Muslim Turki dari Rusia setelah revolusi Rusia.
Pada tahun 1930, jumlah Muslim di Jepang mencapai sekitar 1000 dari asal bangsa yang berbeda.


Gelombang lain migran yang meningkatkan populasi Muslim mencapai puncaknya pada tahun 1980-an, bersama dengan pekerja migran dari Pakistan dan Bangladesh.
Jepang sekarang terdapat komunitas Muslim sekitar 120.000 orang , di antara 127 juta penduduk di negeri kesepuluh terpadat di dunia. (OI.Net/Dz)


MOHON DIAMBIL IKTIBAR DARIPADANYA…

YANG BENAR HANYA ALLAH..

YANG KHILAF DARIPADA PENULIS..

SEKIAN JAZAKALAH….

Followers